HOREKA Wajib Kelola Sampah Sendiri

Masalah sampah horeka, penanganannya harus sesuai Perda DKI Jakarta No. 4 Tahun 2019

FAQ & Facts

setiap hotel, restoran, kafe, atau usaha kuliner besar di Jakarta wajib mengurus sendiri sampahnya !

Jakarta sebagai pusat bisnis tidak hanya dikenal dengan kemegahan hotel, restoran, dan kafe (HOREKA), tetapi juga menjadi penyumbang sampah organik dalam jumlah besar. Karena itu, setiap pelaku usaha HOREKA wajib memahami bahwa mereka memiliki tanggung jawab penuh atas sampah yang dihasilkan. Sesuai Perda DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2013 dan sebagaimana telah diubah dalam Perda No.4 Tahun 2019, tentang Pengelolaan Sampah, HOREKA diwajibkan mengelola sampahnya secara mandiri atau melalui penyedia jasa yang memiliki izin resmi.

Apa Isi Peraturan daerah tersebut ?

Perda ini menegaskan beberapa poin penting yang harus ditaati setiap pelaku usaha, di antaranya:
✅ Mengurangi, memilah, dan mengolah sampah di sumbernya;
✅ Mengangkut sampah dengan kendaraan berstandar dan berizin;
✅ Bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan sampah, mulai dari tahap pengumpulan hingga pemrosesan akhir.

Selain itu, Perda ini menyebutkan adanya sanksi administratif hingga pencabutan izin usaha bagi pelaku usaha yang tidak memenuhi kewajiban pengelolaan sampah. Oleh karena itu, mematuhi Perda ini bukan sekadar anjuran, tetapi merupakan kewajiban hukum.


Budi Daya Maggot - Budi Daya Maggot BSF - Budi Daya Maggot Skala Kecil - Budi Daya Maggot Skala Besar - Budi Daya Maggot Skala Menengah - Budi Daya Maggot Terdekat - Budi Daya Maggot Jakarta, Bahaya Sampah Makanan

Dua Opsi Pengelolaan Sampah untuk HOREKA

Agar dapat mematuhi Perda, pelaku usaha HOREKA memiliki dua opsi utama yang bisa dipertimbangkan:

✅ 1. Mengelola Sampah Secara Mandiri

Mengolah sampah secara mandiri memungkinkan HOREKA untuk langsung mengontrol proses pengurangan, pemilahan, dan pengolahan sampah. Misalnya, HOREKA dapat:

  • Menggunakan komposter untuk mengubah sisa makanan menjadi pupuk;

  • Membudidayakan maggot Black Soldier Fly (BSF) untuk mengurai sampah organik dengan cepat;

  • Memilah sampah organik, anorganik, dan residu secara teratur.

Dengan demikian, usaha HOREKA dapat menghemat biaya angkut sampah dan memperoleh manfaat tambahan berupa produk sampingan seperti pupuk organik atau maggot untuk pakan ternak.

✅ 2. Bekerja Sama dengan Pihak Ketiga yang Berizin

Jika pengelolaan mandiri dirasa tidak efisien, HOREKA wajib menjalin kerja sama dengan jasa angkut sampah dan jasa pengolahan sampah yang berizin resmi. Pastikan pihak ketiga tersebut memiliki fasilitas pengolahan ramah lingkungan dan benar-benar memproses sampah, bukan sekadar memindahkan sampah ke TPA.

Dengan memilih penyedia jasa yang profesional, HOREKA dapat tetap mematuhi regulasi tanpa harus melakukan investasi besar untuk fasilitas pengolahan sendiri.

Mengapa HOREKA Wajib Mengelola Sampah Sendiri?

Pertama, volume sampah dari HOREKA terutama berupa sisa makanan, sangat besar dan memiliki potensi mencemari lingkungan jika tidak segera ditangani. Kedua, sampah organik yang tidak diolah di tempat akan menghasilkan gas metana (CH₄), yang memiliki efek rumah kaca 25 kali lebih kuat dari karbon dioksida. Akibatnya, sampah dari sektor HOREKA yang dibuang langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan mempercepat penumpukan sampah dan memperpendek usia pakai TPA seperti Bantar Gebang.

Selanjutnya, jika pengolahan sampah dilakukan di sumber, maka volume sampah yang dikirim ke TPA bisa ditekan secara signifikan. Dengan demikian, HOREKA tidak hanya memenuhi kewajiban regulasi, tetapi juga berkontribusi nyata terhadap kelestarian lingkungan Jakarta.

TPST BANTAR GEBANG

JUTA TON TUMPUKAN SAMPAH-THN 2024
1
TON PER-HARI - SAMPAH MASUK
1
METER - TINGGI GUNUNG SAMPAH
1

Keunggulan Darsa Eco Tech dalam Pengelolaan Sampah

Banyak pelaku usaha HOREKA yang bekerja sama dengan Darsa Eco Tech karena beberapa keunggulan berikut:

✅ Proses cepat dan efisien: pengolahan sampah selesai dalam waktu singkat;
✅ Menghasilkan produk bernilai ekonomi: maggot dapat dijual sebagai pakan ternak berkualitas;
✅ Ramah lingkungan: proses pengolahan mengurangi emisi gas rumah kaca;
✅ Pendampingan profesional: Darsa Eco Tech menyediakan edukasi dan layanan konsultasi bagi mitra HOREKA;
✅ Legalitas terjamin: bekerja sama dengan pemerintah daerah dan sesuai regulasi.

Dengan keunggulan ini, HOREKA dapat memenuhi kewajiban pengelolaan sampah tanpa harus membangun fasilitas sendiri.

Darsa Eco Tech: Contoh Pengelolaan Sampah HOREKA yang Ramah Lingkungan

Salah satu contoh nyata pengelolaan sampah organik HOREKA yang efektif adalah Darsa Eco Tech, yang berlokasi di Kalideres, Jakarta Barat. Setiap harinya, Darsa Eco Tech mengolah sekitar 750 kg sampah organik yang sebagian besar berasal dari pasar tradisional, pusat kuliner, serta mitra HOREKA. Selain itu, Darsa Eco Tech melakukan pengolahan pada hari yang sama, sehingga sampah tidak menimbulkan bau atau menjadi sumber penyakit.

Darsa Eco Tech memanfaatkan teknologi sederhana yang efektif, seperti:

Mesin pengolah sampah organik yang mampu mempercepat proses dekomposisi;

Box maggot dalam rak biophone, yang menghasilkan maggot segar berkualitas tinggi sebagai pakan ternak.

Karena pengolahan dilakukan dengan metode biokonversi menggunakan maggot, sampah organik dapat berkurang hingga 90% hanya dalam waktu 14–20 hari. Selain itu, maggot hasil panen memiliki nilai jual ekonomis yang mendukung konsep ekonomi sirkular.

Pelatihan Limbah Komunitas

Manfaat Mengelola Sampah bagi Pelaku Usaha HOREKA

Dengan mengelola sampah secara benar, HOREKA mendapatkan banyak keuntungan, antara lain:

  • Memenuhi regulasi: terhindar dari sanksi administratif dan pencabutan izin usaha;

  • Meningkatkan citra usaha: pelanggan lebih percaya pada usaha yang peduli lingkungan;

  • Efisiensi biaya jangka panjang: biaya angkut dan pembuangan sampah bisa ditekan;

  • Kontribusi pada lingkungan: membantu mengurangi timbulan sampah di TPA dan mendukung program Jakarta bebas sampah.

Selain itu, usaha HOREKA yang menerapkan pengelolaan sampah secara berkelanjutan berpeluang mendapatkan penghargaan dari pemerintah daerah atau lembaga lingkungan.


Tips Praktis untuk Memulai Pengelolaan Sampah

Agar lebih mudah memulai, berikut langkah-langkah praktis yang bisa diterapkan:

  1. Bentuk tim internal yang bertanggung jawab atas pemilahan dan pengurangan sampah;

  2. Catat jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari untuk evaluasi;

  3. Edukasi seluruh karyawan mengenai pentingnya pengelolaan sampah;

  4. Pisahkan sampah organik, anorganik, dan residu di setiap titik produksi;

  5. Segera hubungi penyedia layanan pengolahan sampah yang berizin, seperti Darsa Eco Tech, untuk berdiskusi tentang solusi pengelolaan yang paling sesuai.

Dengan langkah-langkah tersebut, HOREKA akan lebih mudah menyesuaikan operasional usahanya dengan ketentuan Peraturan yang berlaku

FAQ

Mengapa Manifest Itu Penting?

Manifest adalah bukti bahwa sampah kamu diurus dengan benar. Dokumen ini mencatat data penghasil sampah, jenis dan jumlahnya, perusahaan pengangkut, serta tujuan akhir pembuangan. Manifest dibutuhkan untuk:

  • Audit kepatuhan lingkungan seperti ISO 14001.

  • Proses AMDAL.

  • Laporan kepatuhan lingkungan ke pemerintah.

Tanpa manifest, pengusaha kesulitan membuktikan bahwa sampahnya diolah secara legal, dan ini bisa menimbulkan masalah hukum.

Mudah saja:

Pastikan perusahaan pengangkut terdaftar resmi di DLH.

Memiliki SIPA aktif.

Menerbitkan manifest sah.

Cek status perusahaan pengangkut di situs resmi milik DLH atau menghubungi hotline mereka.

Jangan sampai tergiur tarif murah dari pengangkut ilegal yang hanya membuang sampah ke lahan kosong, sungai, atau membakar sampah sembarangan, karena jika ketahuan, sanksinya bisa berupa denda besar hingga pencabutan izin usaha.

Memang, biaya buang ke TPA lebih murah (retribusi hanya Rp 50.000–100.000 per ton). Namun:

Sampah tidak dipilah, langsung jadi residu.

Tidak mendapat manifest, sehingga tidak bisa memenuhi kewajiban kepatuhan hukum.

Tidak mendukung upaya pengurangan sampah di sumber dan ekonomi sirkular.

Bisa merusak citra usaha di mata pelanggan yang mulai peduli lingkungan.

Tren saat ini di kalangan pengusaha HoReKa adalah mengolah sampah organik sejak di sumbernya, misalnya dengan membuat kompos atau maggot (larva lalat BSF) yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau dijual ke peternak. Dengan begini, volume sampah yang harus dibuang ke TPA bisa dikurangi hingga 70–80%. Selain ramah lingkungan, cara ini juga bisa mengurangi biaya pengangkutan, karena semakin sedikit sampah yang harus diangkut berarti semakin kecil biaya yang dikeluarkan.

Banyak hotel dan restoran besar sudah mulai bekerja sama dengan komunitas pengolah sampah untuk hal ini. Bahkan, beberapa jaringan hotel internasional mulai menerapkan konsep Zero Waste to Landfill, di mana semua sampah diolah sampai habis sehingga tidak ada yang berakhir di TPA.

Agar usaha berjalan resmi dan tidak bermasalah hukum, ini yang kamu butuhkan:

Akta pendirian usaha (PT/CV), NIB dari OSS, NPWP, surat domisili.

IMB/PBG dengan peruntukan bangunan komersial/industri.

Izin TPS/Pengolahan dari DLH.

Site plan lengkap alur penerimaan, pemilahan, dan pengolahan.

SOP tertulis mulai dari penerimaan sampah, pemilahan, pengolahan, hingga pembuangan residu.

Dokumen lingkungan berupa SPPL atau UKL-UPL, tergantung kapasitas (di atas 10 ton/hari wajib UKL-UPL atau AMDAL).

Ya! Kamu boleh mendirikan usaha yang hanya menerima sampah dari pihak ketiga (misalnya pengangkut resmi atau langsung dari penghasil sampah HoReKa) tanpa menjemput sendiri ke lokasi. Dalam skema ini, kamu hanya perlu izin TPS/Pengolahan tanpa perlu SIPA. Namun, jika kamu menjemput sendiri sampah dari klien, SIPA wajib karena aktivitas itu termasuk pengangkutan sampah di jalan umum.

 

Scroll to Top